Rencana Pemerintah Bakal Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik

Fajarpos.com
Ilustrasi Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik (Koran Tempo).

Fajarpos Media, Jakarta – Rencana pemerintah bakal mengalihkan kompor gas ke kompor listrik merupakan niat bagus. Namun, rencana ini harus lebih hati-hati agar tidak terlalu kekeliruan pada tahap eksekusi.

Kebijakan conversi ke kompor listrik ini secara otomatis akan mengurangi subsidi gas elpiji. Hampir dapat dipastikan harga gas terus naik setiap tahunnya.

Ditambah lagi situasi perang Rusia vs Ukraina tak kunjung selesai. Perang kedua ini juga mempengaruhi harga secara global. Hal ini dikarenakan Rusia merupakan salah satu negara penghasil gas terbesar di dunia.

Kondisi keuangan negara saat ini memang semakin sulit, ditambah lagi utang negara yang semakin tinggi. Membuat subsidi yang diberikan pemerintah harus dikurangi tak terkecuali gas.

Subsidi tak hanya menggerogoti anggaran, itu sebabnya perlu dilakukan konversi energi. Penggunaan energi ini juga tidak ramah lingkungan, karena memproduksi emisi karbon yang mengancam mitigasi krisis iklim.

Disisi yang lain, PLN juga tengah kelebihan pasokan listrik. Kebijakan konversi elpiji ke kompor listrik juga bisa menjadi solusi.

Namun, pergantian ke kompor listrik akan berdampak pada belanja rumah tangga dengan pendapatan rendah.

Mayoritas rumah tangga berpendapatan rendah menggunakan listrik 450-900 VA. Bagi masyarakat menengah ke bawah konversi ini menjadi beban, sedangkan daya kompor listrik mencapai 1.000 watt.

Jangan sampai kebijakan konversi kompor gas ke kompor listrik muncul masalah baru, utamanya bagi rumah tangga berpenghasilan rendah. Akibatnya, mereka akan kembali ke kompor gas karena lebih murah. (sb)