Penemuan Makam Nabi Zulkifli di China: Fakta Sejarah atau Ilusi Digital?

Fajarpos.com Network
Penemuan Makam Nabi Zulkifli di China

Jakarta – Viralnya kabar tentang penemuan makam Nabi Zulkifli di kawasan Tembok Besar China kembali mengundang perbincangan publik. Sebuah video yang beredar luas memperlihatkan makam berarsitektur kuno lengkap dengan narasi dramatis penemuan gulungan kertas berbahasa Arab. Banyak yang menyambut kabar ini dengan rasa takjub, namun tak sedikit pula yang mempertanyakannya. Apakah benar China menyimpan jejak seorang nabi?

Sayangnya, klaim ini belum didukung bukti ilmiah yang sahih. Beberapa ahli mengungkap bahwa video tersebut merupakan hasil rekayasa digital. Dalam penelusuran lebih lanjut, ditemukan bahwa konten yang viral itu memanfaatkan teknologi CGI dan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan visual yang meyakinkan, tanpa didampingi konfirmasi dari otoritas arkeologi atau pemerintah terkait.

Narasi dalam video itu menyebutkan bahwa para arkeolog di China menemukan makam Nabi Zulkifli lengkap dengan peninggalan manuskrip. Namun, sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari institusi akademik maupun pemerintah yang membenarkan klaim tersebut. Justru, para peneliti dan pemerhati sejarah mengingatkan publik untuk lebih kritis terhadap konten semacam ini.

Seorang penulis yang juga pengkaji sejarah Islam menyatakan bahwa, “Sebagian besar ulama dan sejarawan Islam berpendapat bahwa lokasi makam Nabi Zulkifli tidak diketahui secara pasti, meskipun ada pendapat yang menyebutkan beliau wafat di kawasan Timur Tengah seperti Damaskus atau Irak.” Hal ini menunjukkan bahwa wacana mengenai lokasi makam Nabi Zulkifli masih menjadi ruang spekulatif yang belum tuntas secara historiografis.

Sementara itu, situs makam yang dikenal sebagai Makam Zulkifli di dekat kota Termez, Uzbekistan, lebih sering dijadikan rujukan dalam catatan sejarah. Tempat ini telah lama menjadi destinasi ziarah umat Islam, dan dinilai memiliki referensi historis yang lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Di tengah ketidakpastian, masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya pada konten viral, terlebih jika menyangkut tokoh agama atau sejarah penting. Konten yang menyentuh sisi spiritual dan emosional memang mudah menyebar, tetapi kebenaran memerlukan verifikasi.

Salah satu konten video yang menyikapi klaim viral ini bahkan menyampaikan pertanyaan kritis: “Penemuan Makam Nabi Zulkifli di Tembok China! Fakta atau Hoax?”—menyiratkan bahwa kita perlu mengedepankan nalar sebelum menerima suatu cerita sebagai kebenaran mutlak.

Teknologi digital kini memungkinkan penciptaan narasi visual yang sangat meyakinkan. Namun sejarah dan iman tidak bisa dibangun di atas rekayasa atau ilusi. Maka dari itu, setiap informasi yang beredar, terutama yang melibatkan figur penting seperti nabi, perlu dikaji secara mendalam dan diuji oleh keilmuan yang bertanggung jawab. ***