JAKARTA – Akun TikTok @brangkas.indo menarasikan keterlibatan Menteri BUMN Erick Thohir dan Presdir Adaro Boy Thohir dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah atau oplos BBM yang diusut Kejaksaan Agung.
Akun ini menarasikan kasus oplos BBM oleh Pertamina Patra Niaga sebagai aksi gila yang dilakukan 9 tersangka. Kenapa 9 tersangka berani melakukan korupsi ratusan triliun.
Di dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dinarasikan jika semua pelaku mengaku mendapat arahan dan jaminan keamanan dari Presdir Adaro Boy Thohir dengan bantuan Menteri BUMN Erick Thohir.
Pengakuan tersangka didukung hasil penggeledahan rumah Riza Chalid, ayah tersangka Muhammad Kerry Andrianto Riza. Penyidik Kejagung berhasil kumpulkan bukti termasuk catatan keuangan dan dokumen yang menyatakan keterlibatan Boy Thohir dan tokoh lainnya.
Di akun ini juga dinarasikan jaringan pengoplosan BBM Pertamina Patra Niaga. Erick Thohir berperan sebagai penjamin keamanan Pertamina Patra Niaga dengan mengikutkan Kapolda Metro Jaya Karyoto yang juga mantan Deputi Penindakan KPK.
Erick juga mengajak Riza Chalid dan Boy Thohir dalam mengelola operasional oplos BBM melalui Kerry, anak Riza Chalid.
Sejumlah nama juga disebut seperti Stafsus Erick Thohor Arya Sinulingga hingga Fahd A Rafiq.
Dalam operasi ini juga dinarasikan, Erick dan Boy Thohir mendapat uang koordinasi Rp50 miliar per orang. Lalu Karyoto mendapat bantuan operasional Rp25 miliar.
Konfirmasi redaksi atas dugaan keterlibatan Erick dan Boy telah dilakukan. Namun hingga berita ini tayang belum ada jawaban.
Direktur Penyidikan Kejaksaan Agung, Abdul Qohar menjelaskan bahwa dugaan kerugian negara sementara mencapai Rp193,7 triliun selama periode 2018—2023.
Namun Qohar mengatakan kerugian negaranya dalam kasus ini bisa bertambah. Taksirannya hampir Rp1000 triliun.
Dugaan keterlibatan Erick Thohir, membuat posisi sebagai Menteri BUMN harus dievaluasi. Erick adalah yang paling bertanggung jawab.
“Sebagai bentuk tanggung jawab moril, Pak Erick sebagai Menteri BUMN sebaiknya mundur. Kan dia (Erick Thohir) yang memilih direksi Patra Niaga itu,” kata Ubaidillah Karim, pemerhati kebijakan publik kepada media.
Ubaidillah menyorot fantastisnya kerugian negara dalam kasus korupsi minyak mentah. Nilainya hampir Rp1000 triliun.
“Mereka mengakali harga BBM, harga pertalite dijual dengan harga pertamax. Ini rakyat yang juga dirugikan,” katanya.
Ubaidillah mendukung Kejaksaan mengungkap hingga ke akarnya. Siapapun yang terlibat harus dimintai pertanggung jawaban.