Jakarta, Fajarpos Media – Masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berakhir pada 16 Oktober mendatang. Siapakah calon Penjabat (Pj) Gubernur DKI pengganti Anies Baswedan?
Muncul sosok figur yang terkenal sangat dekat dengan wartawan, yaitu Bahtiar yang saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri.
Menurut penilaian Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS, bahwa Sosok Bahtiar dinilai mampu mengendalikan stabilitas politik dan sosial di DKI Jakarta.
Bahkan, Bahtiar memiliki kapasitas yang baik dalam membangun komunikasi, baik dengan jajaran internal Pemprov DKI Jakarta maupun dengan pemerintah pusat.
Dan sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), Bahtiar diyakini dapat memegang teguh sikap netral. Dengan demikian sosok seperti Bahtiar menjadi pilihan yang tepat dan dapat diterima semua kalangan.
“Tidak banyak pejabat tinggi madya yang memiliki kapasitas dan kualifikasi seperti itu, salah satunya pejabat tinggi madya di internal Kemendagri ada Pak Bahtiar. Itu kan pandangan saya sebagai pengamat, tapi itu juga kembali kepada keputusan presiden yang sebelumnya melalui proses profiling dan TPA dulu,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (1/9/2022).
Lanjut Fernando, Sosok Pj Gubernur DKI Jakarta untuk menggantikan Anies Baswedan harus memiliki kapasitas dan mampu menjaga stabilitas Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia saat ini.
“Karena kompleksitas permasalahan di DKI tinggi, sebagai barometer politik, sosial, masyarakat yang multikultur, dan dinamika persoalan lainnya,” kata dia.
Dan sosok yang memiliki kapasitas tersebut, menurut Fernando, yaitu seseorang yang dapat menangani dan mengatasi tantangan yang akan dihadapi DKI Jakarta yang begitu kompleks. Karena menjadi figur penjabat gubernur harus mampu menjaga stabilitas politik maupun sosial sehingga diharapkan dapat menggerakkan roda pemerintahan dan pelayanan tetap berjalan dengan baik.
“Menempatkan seorang penjabat gubernur DKI harus hati-hati dan tepat. Penjabat gubernur harus memiliki pengalaman matang dalam mengelola birokrasi, paham permasalahan, dan tentunya yang paling penting adalah orang netral,” katanya.
(*)