Kasus Cacar Monyet Makin Merabak, Dinkes DKI Jakarta Berikan Vaksin Kepada Kelompok Orang Yang Beresiko

Fajarpos.com Fajarpos.com
Cacar Monyet

Fajarpos.com, Jakarta – Penyakit monkeypox atau cacar monyet telah masuk ke Indonesia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga Kamis, 27 Oktober, sudah ada 17 orang yang terindikasi terpapar kasus cacar monyet.

Dalam menghadapi penyebaran virus monkeypox yang semakin meluas, Dinas Kesehatan (Dinkes) berusaha melakukan deteksi dini, tindakan pencegahan, dan respons cepat untuk mencegah wabah lebih lanjut.

Ini termasuk upaya untuk mendeteksi gejala awal penyakit sehingga penanganan dapat segera dilakukan, yang akan membantu mencegah kematian.

Upaya deteksi dini ini dilakukan dengan kerja sama antara Dinkes DKI dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengatasi situasi tersebut.

Hal ini mencerminkan pentingnya koordinasi dan langkah-langkah yang cepat dalam penanganan kasus penyakit menular.

“Tingkat kematian/case fatality rate sekitar 1 persen. Artinya dari 100 kasus positif kemungkinan ada satu yang meninggal. Mayoritas karena infeksi sekunder dan kondisi imunitas rendah pada kelompok berisiko, seperti lelaki seks lelaki (LSL), ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, dan lansia,” terang Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati.

Kasus aktif monkeypox tidak hanya ditemukan pada kontak erat, namun juga pasien suspek bergejala yang datang ke fasilitas kesehatan.

Kemudian dilakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan, jika dinilai menunjukkan tanda dan gejala khas penyakit cacar monyet, maka dilakukan tes PCR.

Untuk mendukung pemeriksaan PCR yang dilakukan di Laboratorium Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah menyiapkan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta.

Setelah pasien dinyatakan positif melalui tes PCR, langkah selanjutnya adalah menjalani pemeriksaan lanjutan whole genome sequencing (WGS) guna mengumpulkan data genetik yang dapat memberikan informasi tentang asal-usul penyakit dan cara penyebarannya dalam masyarakat.

Sementara itu, sebagai tindakan pencegahan, proses vaksinasi telah dimulai untuk kelompok berisiko di Jakarta selama satu minggu ke depan.

Setiap individu akan menerima dua dosis vaksin dengan selang waktu empat minggu sesuai dengan ketersediaan vaksin monkeypox di Indonesia yang mencapai 1.000 dosis untuk 500 orang. Selain itu, upaya pelacakan (tracing) akan dilakukan oleh tim khusus bersama mitra terkait.

Sosialisasi dan edukasi secara masif juga dilakukan melalui tiga cara,

(1) Menggalakkan pola hidup bersih dan sehat, seperti memakai masker dan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun

(2) Menghindari kontak kulit dan luka

(3) Berhubungan seksual yang aman, sehat, dan bersih, serta hindari hubungan seksual jika sedang sakit atau bergejala.

Lanjut dia, setiap kasus positif langsung diisolasi di rumah sakit, bahkan untuk suspek/terduga dengan gejala khas/kontak erat seksual yang sedang menunggu hasil PCR juga diisolasi di rumah sakit.

“Sementara untuk kontak erat non-seksual, akan dipantau gejalanya setiap hari oleh puskesmas kecamatan. Jika bergejala, akan dilakukan pemeriksaan lab. Dan setiap kontak erat seksual akan langsung diisolasi dan dilakukan pemeriksaan lab,” tambah Ani.

Terakhir, respons cepat yang telah dilakukan Dinas Kesehatan DKI Jakarta adalah menyiagakan ruang isolasi rumah sakit, menyiapkan obat-obat antivirus, dan berkoordinasi aktif dengan para pakar di rumah sakit vertikal terkait tatalaksana kasus.