Mantan tenaga pengajar atau guru biologi di SMA itu, Sudadi Mulyono turut mengonfirmasi sejarah sekolah sebagaimana dituturkan Munarso.
Sudadi menjelaskan, terkait perubahan nama sekolah, ada alasan khusus mengapa nama sekolah tersebut diubah dari SMPP menjadi SMA VI.
“Pada waktu bernama SMPP, anak-anak SD itu datang mendaftarkan diri ke sini. Dikiranya ini SMP, karena tulisan di plang itu SMPP, enggak tahunya ini setingkat SMA,” kenang Sudadi.
Kantor Wilayah P dan K Provinsi Jawa Tengah membuat Surat Keputusan untuk mengubah nama sekolah menjadi SMA VI.
Pada akhirnya, ijazah seluruh anak-anak (siswa) yang bersekolah pada masa transisi ini, stempel yang digunakan tertera SMPP (SMA VI). Salah siswa waktu adalah Presiden Jokowi.
Dan Sudadi adalah saksi hidup dalam perjalanan akademik Jokowi semasa SMA hingga kini jadi orang nomor satu di Indonesia.
Sudadi berharap atas serangkaian klarifikasi dari pihak sekolah dan dirinya dapat membantu mencerahkan masyarakat Indonesia dari kesesatan informasi tentang asal-usul Jokowi.
Bahkan ia juga berharap agar isu ijazah palsu Jokowi dihentikan dan tidak dibesar-besarkan lagi.
“Saya ini sebagai gurunya, sebagai saksi hidup, bahwa Pak Jokowi betul-betul murid di SMPP dalam kurung SMA VI atau SMAN 6 Surakarta. Tidak palsu,” ujar Sudadi.