Usul Ijtima Ulama I Tidak Diakomodir Kubu Prabowo, GNPF Ulama Gelar Ijtima Ulama II

Fajarpos.com
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno ( kanan) berpegangan tangan bersama seusai memberikan keterangan pers di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8) malam. Prabowo dan Sandiaga Uno resmi maju mencalonkan diri sebagai pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2019. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras/18. (SIGID KURNIAWAN)

Jakarta, FAJARPOS.com – Tidak diakomodirnya nama Ustadz Abdul Somad dan Salim Segaf Aljufri yang diajukan untuk mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 membuat Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama rapat untuk yang kedua kalinya. Seperti yang dijelaskan oleh Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak, pertemuan  yang disebut sebagai ‘Ijtima Ulama II’ ini, bertujuan untuk menyamakan suara antar ulama terkait dukungan di Pilpres nanti.

Yusuf menegaskan, soal bagaimana keputusan nanti, itu murni akan diputuskan oleh para ulama yang hadir dalam forum Ijtima Ulama II di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Minggu (16/9/2018).

“Dikarenakan dua cawapres tidak diakomodir, maka sesuai mekanisme dan menjunjung tinggi rasa hormat pada tokoh nasional, kita kembalikan pada forum yang sama yaitu Ijtima yang kedua. Di sini akan dibahas tentang apa yang telah kita lakukan. Insya Allah hari ini akan keluar keputusan,” ucap Yusuf dalam konfrensi pers Ijtima Ulama II, Minggu (16/9/2018).

Lebih jauh dia menjelaskan, dalam Ijtima Ulama II ini, akan ada sebuah pakta integritas. Pakta ini nantinya akan ditandatangani oleh kubu Prabowo. Setelah itu, para ulama dapat memutuskan sejauh mana dukungan dan bagaimana bentuk dukungan yang akan diberikan.

“Jadi Ijtima ada pakta integritas yang apabila ditandatangani, berarti ada keseriusan Pak Prabowo dan Pak Sandi menjaga komitmen di pakta integritas itu,” kata Yusuf.

Meski keberadaan pakta ini sudah diberitahukan, Yusuf masih enggan untuk membeberkan isi dari pakta tersebut. Hanya satu isi pakta yang dia buka ke publik. Yaitu bahwa GNPF tidak meminta jabatan apapun dari kubu Prabowo-Sandiaga.

“Kita berbuat lillahi ta’ala tanpa pamrih, tanpa ada bergaining. Kita berbuat demi kepentingan bangsa dan negara demokrasi, kepentingan umat Islam di Indonesia jangan sampai merasakan ketidak adilan. Kita butuh keadilan yang equal,” jelas Yusuf.

Untuk keseluruhan isi pakta, kata Yusuf, nanti pasti akan diberitahukan ke publik jika sudah ditandatangani oleh Prabowo-Sandiaga.

“Selain itu, ada beberapa poin. Ada 15 sekian dan nanti setelah ditandatangani akan diekspos ke seluruh media,” tandasnya. (FNI)