Jakarta, Fajarpos Media – Lonsornya harga Bitcoin, dkk. bahkan hampir menyentuh USD 20 ribu beberapa waktu lalu berdampak pada banyak orang, termasuk pada negara yang satu ini.
Negara yang dimaksud adalah El Salvador, yang pada 2021 lalu mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang resminya. Pemerintah El Salvador saat ini menyimpan Bitcoin sebanyak 2.301, yang saat ini nilainya sekitar USD 50,1 juta.
Masalahya, mereka menghabiskan uang sebanyak USD 105,6 juta untuk membeli Bitcoin tersebut. Alhasil, nilainya menyusut sekitar USD 55 juta, atau Rp 810 miliar, dan kabarnya, El Salvador berpotensi gagal membayar cicilan utangnya pada Juli mendatang akibat hal itu, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Rabu (15/6/2022).
Namun Menteri Keuangan El Salvaldor Alejandro Zelaya menepis kabar tersebut dan mengklaim kalau amblesnya harga Bitcoin tersebut hanya berisiko kecil terhadap keuangan negara Amerika Latin tersebut.
“Saat mereka bilang ke saya kalau risiko fiskal di El Salvador akibat Bitcoin sangat tinggi, saya hanya bisa tersenyum. Risiko fiskalnya sangat minim,” jelas Zelaya dalam sebuah konferensi pers.
Mengutip estimasi dari Deutsche Welles, Bitcoin yang disimpan oleh Pemerintah El Salvador mengalami penurunan nilai sebanyak USD 40 juta. Menurut Zelaya, uang sebanyak itu bahkan tak sampai 0,5% dari APBN mereka.
Presiden El Salvador Nayib Bukele tampaknya sangat percaya pada Bitcoin. Dari yang awalnya hanya punya 400 bitcoin, dengan nilai USD 20,9 juta, kemudian ia terus menambah simpanan Bitcoin untuk negaranya itu.
Ia membeli banyak Bitcoin saat nilainya jatuh, dengan harga tertinggi per koinnya adalah USD 60 ribu, dan harga terendahnya USD 30 ribu, di mana Bukele menyerok 500 bitcoin. Kini, harga Bitcoin ambles ke angka USD 20.834 titik terendah sejak Desember 2020.
(*)