Mengerti Tentang pH Tanah dan Cara Mengukurannya – Ketika mau menanam, sangat jarang para petani memperhatikan tingkat keasaman tanah. Bahkan tidak sedikit juga petani yang tidak mengerti apa itu tingkat keasaman tanah (pH tanah).
Para petani kebanyakan hanya memikirkan berapa dosis pupuk yang diberikan, dengan harapan agar jumlah panen bisa meningkat. Padahal pemberian pupuk kimia tertentu, apalagi sampai over dosis, bisa mengakibatkan tanah menjadi asam atau basa. Tanah dengan kondisi terlalu asam atau terlalu basa inilah yang banyak menimbulkan masalah pada tanaman.
Ketika kita menggeluti dunia budidaya tanaman, sejatinya kita pasti akan bersentuhan dengan kimia tanah. Tingkat keasaman (pH tanah) itu adalah ilmu dasar pada kimia tanah itu tadi. Kenapa tanaman itu bersinggunangan dengan kimia? Karena tanaman itu menyerap unsur hara dalam bentuk ion.
Apa itu ion? Ion adalah atom yang bermuatan listrik positif atau negatif. Atom itu apa? Atom adalah ukuran terkecil dari sebuah benda. Satuan ukuran atom adalah angstrom (1 angstrom = 1/10 juta mili meter) Kecil sekali ya? Hal hal yang mempelajari atom, ion dan reaksi antar ion itulah yg menjadi cabang ilmu kimia,termasuk ion yang berada di dalam tanah.
pH Tanah?
pH adalah singkatan dari potential hydrogen. Yaitu sebuah skala perhitungan jumlah potensi ion hidrogen (H+) yang ada di tanah. Ion hidrogen ini lawannya adalah ion hidroksida (OH-). Di dalam tanah, potensi jumlah ion H+ dan OH- ada 3 (tiga) kemungkinan :
- H+ = OH-. Jumlah Hidrogen sama dengan/seimbang dengan hidroksida. Kondisi ini artinya pH netral (nilai indikator pH = 7). Kondisi tanah seperti ini adalah sangat ideal bagi tanaman.
- H+ > OH-. Ini artinya tanah dlm kondisi asam (nilai pH < 7). Semakin kecil pHnya berarti semakin asam.
- H+ < OH-. Ini artinya tanah dlm kondisi basa (pH > 7) semakin tinggi nilai pH maka semakin basa.
Akibat dari pH Asam atau Basa
Tanaman budidaya, kebanyakan akan tumbuh optimal ketika pH tanah mendekati netral. Misal tanaman padi, jagung optimum pada pH 5 s/d 6.5 sedangkan bawang merah, tomat optimum di pH 6-8. Tebu, kacang tanah pH 7 – 8, cabe pH 5.5 -7 (menurut indeks pH oprimum Takemura LTD, Japan). Jika kondisi tanah terlalu asam, pH < 5 maka tingkat kelarutan unsur aluminium (Al3+) akan sangat tinggi. Masalahnya unsur aluminium tadi akan mengikat fosfor (H2PO4- dan HPO4-). Karena fosfor terikat aluminium, maka tanaman tidak bisa menyerap ion fosfor itu tadi. Akibatnya pertumbuhan sel tanaman akan terganggu.
Demikian juga jika pH tanah terlalu basa (pH > 8) maka tingkat kelarutan zat besi Fe akan sangat tinggi. Dimana kelaruran Fe tadi juga akan mengikat fosfor (H2PO4- dan HPO4-). Akhirmya lagi lagi pertumbuhan sel tanaman akan terhambat.
Fosfor (H2PO4- dan HPO4-) adalah salah satu unsur hara yang esensial yang sifatnya primer(pokok) dan diserap tanaman dlm jumlah besar (makro). Fosfor inilah yg akan menjadi inti dari setiap sel yang ada ditanaman. Bisa dibayangkan, apa yg terjadi jika inti selnya tdk biss berkembang maksimal? Ya tentu tanaman akan tumbuh kerdil. Hidup segan mati tak mau kan?
Menangani Tanah Asam atau Basa?
Jika tanahnya asam, tebarkan kapur. Bisa kapur tohor/kapur bangunan (CaO), bisa kapur mentah (CaCO3) atau kapur pertanian/dolomit (CaMg(CO3)2). Dosis penggunaan tergantung berapa nilai pH yg ingin dicapai. Misal pH awal 4 mau dinaikkan menjadi 6, maka dosis kapurnya (6-4) x 1 ton per hektar = 2 ton per hektar. Bisa dikatakan pengapuran 1 ton per hektar akan meningkatkan pH satu tingkat. Saya sendiri sering mengalami kondisi tanah asam ini. Makanya saya sering mengaplikasikan pengapuran pada lahan garapan, sebelum melakukan olah lahan.
Bagaimana dengan tanah yang basa? Tebarkan belerang (sulfur). Untuk tanah basa saya belum pernah mengalaminya. Jadi saya tidak bisa banyak cerita. Hanya saja teori yg pernah saya pelajari adalah dgn menebarkan belerang.
Kedua hal tadi kapur untuk tanah asam dan belerang (sulfur) untuk tanah basa adalah teknik menetralkan pH dengan cara instan dan cepat. Kalau ingin cara yg alami, bisa kita gunakan pupuk kompos/pupuk kandang. Kompos itu selain mengandung unsur hara juga menjadi tempat hidupnya mikroba (bakteri & jamur). Dimana mikroba itu tadi berfungsi untuk menguraikan unsur hara, sehingga bisa menyuburkan tanaman dan sekaligus menetralkan pH secara perlahan lahan.
Demikian sedikit pengalaman dari saya, semoga bermanfaat.