Sri Mulyani Ditelepon Jusuf Kalla: Jangan Takut-takuti Rakyat Soal Krisis Ekonomi

Fajarpos.com

Sri Mulyani juga menyatakan, Indonesia sendiri akan mengalami kesulitan dalam menyusun APBN 2023. Hal ini merupakan dampak di tengah situasi perekonomian dunia yang bergejolak.

Bahkan ia menegaskan akan banyak perubahan yang terjadi akibat situasi yang tidak menentu dan datang tiba-tiba.

APBN 2023 yang awalnya disusun hanya mempertimbangkan covid-19, kemudian dihadapkan dengan perang Rusia-Ukraina.

Dan ketegangan antar kedua negara tersebut menyebabkan berbagai krisis seperti pangan, energi dan keuangan yang menyebabkan harga minyak, pangan naik tajam. Bahkan beberapa negara mengalami krisis utang akibat kondisi ini.

Disi yang lain, Bank Dunia telah memproyeksi sejumlah negara bakal mengalami resesi pada 2023. Hal ini disebabkan suku bunga acuan bank sentral di sejumlah negara semakin tinggi.

Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan bank sentral terus menaikkan bunga acuan demi menekan laju inflasi.

Parahnya, kenaikan suku bunga acuan ini akan menghambat proses pemulihan ekonomi global.

Bank Dunia kemudian analisa ekonomi dunia akan melambat menjadi 0,5 persen pada 2023 mendatang.

“Pertumbuhan global melambat tajam dengan kemungkinan perlambatan lebih lanjut karena lebih banyak negara jatuh ke dalam resesi,” terang Malpass.

Ia khawatir tren perlambatan ekonomi akan berlangsung dalam jangka panjang. Karena itu, Malpass mendesak seluruh negara untuk fokus meningkatkan produksi agar pasokan kembali melimpah, sehingga inflasi bisa ditekan.

Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut Indonesia menjadi titik terang saat ekonomi dunia suram. Hal tersebut diungkapkan oleh Managing Director IMF Kristalina Georgieva saat bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

***