Suku Bunga Naik Ekstrem, Menkeu Sri Mulyani: Dunia Pasti Resesi pada 2023

Fajarpos.com
Menteri Keuangan Indonesia RI Sri Mulyani.

Menkeu Sri Mulyani juga menyebutkan, bahwa utang luar negeri pemerintah saat ini menurun. Begitu juga dengan utang korporasi yang semakin rendah. Berdasarkan data BI, utang luar negeri RI sebesar US$415 miliar pada akhir Mei 2022. Angka tersebut turun 4,9% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Namun, Ani tidak menutup mata bahwa inflasi negara-negara Uni Eropa membuat ekonomi dunia bergejolak. Selain itu, perang Rusia-Ukraina, kenaikan harga BBM hingga pangan turut membuat inflasi melonjak di sejumlah negara.

Sejatinya, Indonesia pernah mengalami resesi pada 2020 akibat covid-19, tetapi saat ini sudah kembali pulih dengan pertumbuhan yang positif.

Namun, Indonesia mencatat inflasi sebesar 4,35% secara tahunan (year on year/yoy) pada Juni 2022. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2017 lalu.

Meski begitu, sinergi kebijakan fiskal, moneter, hingga riil diklaim membuat perekonomian Indonesia tetap kuat di tengah berbagai tekanan global.

Kebijakan fiskal itu dilakukan dengan menjadikan APBN sebagai shock absorber atau bantalan saat terjadi guncangan atau krisis, mulai dari energi, pangan, hingga keuangan. Kebijakan ini bahkan membuat inflasi Indonesia tidak melonjak setinggi negara lain.

Namun, patut diingat, APBN tak bisa terus menjadi penopang, terutama saat perekonomian mulai pulih.

APBN harus tetap sehat agar bisa terus membantu masyarakat ketika krisis lanjutan datang di masa mendatang. Ani menjelaskan membayar pajak adalah salah satu caranya.

“Menjaga pajak untuk menjaga Indonesia, menjaga agar keuangan negara jadi instrumen jangka panjang mendukung pembangunan dan pemulihan ekonomi lebih lanjut,” tegas Ani.

(*)