Serpong, Tangerang Selatan – Workshop Penumbuhan Wirausaha Baru Atlet Kota Tangsel yang berlangsung di Hotel Trembesi, Serpong, Kota Tangsel, pada Kamis (27/6/2024), para atlet binaan KONI Tangsel mengikuti pelatihan tersebut.
Berkaca pada pengalaman sebelumnya, banyak atlet yang setelah pensiun dari lapangan mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan.
Hal ini mendorong KONI Tangsel untuk menciptakan peluang agar atlet dapat berwirausaha (Sport Entrepreneurship).
Ketua Umum KONI Tangsel, Letkol (Purn) Hamka Handaru, mengatakan bahwa wirausaha bagi atlet adalah langkah awal untuk menghadapi berbagai tantangan hidup setelah pensiun dari dunia olahraga.
“Atlet dapat berwirausaha jika mereka mau, meskipun dengan usaha yang sangat besar karena pasang surut adalah hal yang biasa,” ujar Hamka, didampingi Ketua Panitia Acara Bidang Mobilisasi dan Sumber Daya KONI Tangsel, H. Bahrudin.
Tak tanggung-tanggung, dalam acara tersebut turut berbagi pengalaman para mantan atlet yang telah sukses berwirausaha, salah satunya adalah Candra Wijaya, mantan pebulutangkis dunia asal Cirebon.
Candra berbagi pengalamannya dari dunia bulu tangkis hingga mendirikan Candra Wijaya International Badminton Centre (CWIBC) di Jelupang Raya, Serpong Utara, Kota Tangsel.
“Untuk menjadi profesional membutuhkan waktu dan proses yang tidak mudah. Saya selalu mengajarkan kepada para atlet bahwa jika ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang, harus melalui proses yang sulit,” kata Candra di hadapan para atlet Tangsel.
Juara Olimpiade 2000 ini mengungkapkan bahwa setiap mendengar lagu Indonesia Raya, ia selalu menahan tangis karena cintanya kepada Tanah Air.
Setelah pensiun dari dunia atlet, ia mendirikan hall bulu tangkis megah dengan standar internasional di Tangsel.
Meskipun keuntungan dari usaha ini tidak seberapa dan sering kali merugi karena biaya operasional yang tinggi, Candra tetap bangga memiliki salah satu hall bulu tangkis terbaik di Indonesia dengan fasilitas sembilan lapangan berstandar internasional.
“Ada banyak atlet senior yang dulunya peraih juara, namun setelah pensiun hidup di pinggiran kota. Meski saat masih aktif mereka bisa bersaing hidup di tengah perkotaan. Ini fakta yang tidak bisa diabaikan, dan wajar jika banyak atlet pindah ke luar negeri,” tambah Candra dengan prihatin.
Mantan atlet silat dan lempar lembing, Gatot Sukartono, juga berbagi pengalamannya setelah pensiun dari atlet dan kini mengabdikan diri di Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Tangsel. Gatot mengungkapkan bahwa ia juga memiliki usaha hotel di daerah Bandung.
“Jika menjadi pengusaha jangan cengeng. Mental akan terbentuk jika berlatih di luar batas. Jika sudah betul-betul lelah tapi terus latihan di luar kebiasaan, itu akan menjadi kekuatan,” pesannya.
Ketua PWI Jaya, Kesit Budi Handoyo, juga berpesan kepada para atlet untuk fokus saat masih aktif agar sukses, namun setelah pensiun harus memikirkan langkah selanjutnya.
“Manfaatkan dunia digital. Jika aktif di media sosial bisa memberikan penghasilan. Jangan malu dan jangan berhenti belajar, eksplorasi kemampuan diri,” ujarnya.
(*)