Jakarta, FP Ekonomi – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa BI tidak akan menaikkan bunga acuan secara agresif.
BI tidak menaikkan bunga acuan dikarenakan prediksi kondisi inflasi di Indonesia terus menurun. Bahkan di kuartal pertama 2023 prediksi inflasi berada di bawah 4%
“Dengan adanya subsidi dari bu menteri, tentu saja tekanan inflasi terjaga, sehingga kami tidak harus menaikkan suku bunga, respons suku bunga menjadi berlebihan, agresif seperti Amerika atau negara lain,” ujarnya
Ia mengatakan prediksinya mengenai Bank Sentral AS akan terus menaikkan bunga acuannya di kuartal pertama 2023, hal ini didasari oleh suku bunga AS yang terus meningkat pada tahun ini kuartal empat berada di 4,25-4,5% tertinggi dalam kurun waktu 15 tahun terakhir.
Perry juga mengatakan bahwa BI akan terus melakukan perubahan ekonomi nasional, terlebih lagi dalam bentuk koordinasi fiskal dan moneter. Hal yang akan BI lakukan adalah dengan melakukan transformasi sektor keuangan dalam bentuk digitalisasi serta ekonomi keuangan hijau.
BI akan tetap menjaga nilai tukar rupiah, pada masa turbulensi BI akan melakukan intervensi dan di stabilisasikan. Namun pada tahun 2023 dengan turbulensi yang rendah ia yakin jika fundamental dari Rupiah akan menguat.
Upaya pemerintah untuk menekan inflasi dapat terus didorong menggunakan beberapa hal dalam upaya menjaga daya beli masyarakat. Ia memprediksikan bahwa IHK pada kuartal II di tahun 2023 akan berada di bawah 4%.
“Semester II inflasinya IHK akan di bawah 4%, akhir tahun depan inflasi kita perkirakan ada di sekitar 3%, IHK ya. Kalau core Indonesia sudah di bawah 4% di semester I karena ada dampak base, tapi kalau IHK itu sekitar 3%,” ujar Perry
(Ald/Ald)