MAN-PK Siap Direvitalisasi! Distingsi dan Keunggulan Jadi Prioritas Utama Ditjen Pendis

Aan Nawawi
Rapat Koordinasi Pengembangan Madrasah Aliyah Negeri Program Keagamaan (MAN-PK) (Source: Ditjen Pendis Kemenag Republik Indonesia).

Jakarta – Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama Republik Indonesia, mengadakan Rapat Koordinasi Pengembangan Madrasah Aliyah Negeri Program Keagamaan (MAN-PK).

Acara ini dilaksanakan pada 19–21 September 2024 di Jakarta, diinisiasi oleh Subdirektorat Kelembagaan dan Kerjasama Madrasah. Sebanyak 11 Kepala Madrasah (Kamad) MAN-PK serta sejumlah peserta yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan pendidikan agama turut hadir dalam kegiatan tersebut.

Tujuan utama rapat ini adalah membahas revitalisasi MAN-PK, yang fokus pada penegasan distingsi dan keunggulan (excellence) yang membedakan MAN-PK dari madrasah lainnya. Selama ini, MAN-PK dikenal sebagai lembaga yang secara khusus mempersiapkan para siswanya untuk menjadi ahli agama melalui pendekatan pendidikan berbasis asrama.

Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Abu Rokhmad, memberikan apresiasi terhadap langkah ini, menyebutnya sebagai bagian dari delapan prioritas program Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis).

“MAN-PK, atau yang sebelumnya dikenal dengan nama Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK), dahulu merupakan pilihan utama bagi lulusan madrasah tsanawiyah karena lulusannya memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh madrasah lainnya,” ujar Abu Rokhmad.

Ia juga menegaskan bahwa lulusan MAN-PK memiliki keunggulan tersendiri, khususnya dalam bidang keislaman, yang membuat mereka mampu berperan di posisi strategis baik di perguruan tinggi maupun dunia kerja. Menurut Abu Rokhmad, revitalisasi ini sangat penting untuk menjaga serta memperkuat peran MAN-PK sebagai pusat unggulan pendidikan agama dan pencetak ulama di masa depan.

Dalam upaya mendukung revitalisasi ini, Kementerian Agama menekankan pentingnya standar kurikulum yang dapat dijadikan acuan bagi seluruh MAN-PK, meskipun tetap memberikan ruang bagi perbedaan dan distingsi antar-MAN-PK. Hal ini memungkinkan setiap MAN-PK mengembangkan keunggulan khusus sesuai dengan potensi masing-masing.

Direktur KSKK Madrasah, Mochammad Sidik Sisdiyanto, menjelaskan bahwa tujuan utama dari program ini adalah mengembalikan semangat awal pendirian MAN-PK, yaitu mencetak ulama melalui program tafaqquh fi al-din. Program ini berfokus pada kajian mendalam terhadap ilmu agama, termasuk pengajaran kitab kuning serta penguasaan bahasa Arab dan Inggris sebagai bagian dari keterampilan yang harus dikuasai oleh para siswa MAN-PK.

Selain Kepala MAN-PK, rapat koordinasi ini juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang peduli terhadap pengembangan madrasah berbasis keagamaan. Sidik menambahkan bahwa saat ini ada dua madrasah yang secara kelembagaan sudah siap dipisahkan dari MAN reguler, yakni MAN 2 Padang Panjang dan MAN 3 Makassar.

Rapat koordinasi yang berlangsung selama tiga hari ini bertujuan untuk menyusun rencana aksi (action plan) bagi madrasah penyelenggara program keagamaan. Salah satu poin utama yang dibahas adalah penyusunan draft Petunjuk Teknis (Juknis) Pengelolaan MAN-PK sebagai panduan operasional yang lebih rinci dan terperinci.

Abu Rokhmad juga mengingatkan tantangan-tantangan yang perlu diperhatikan dalam proses revitalisasi, seperti ketersediaan lahan, anggaran, serta sumber daya manusia yang memadai. Namun demikian, ia menegaskan bahwa MAN-PK harus tetap menjadi alternatif utama bagi siswa yang ingin mendalami ilmu agama dengan sistem pendidikan modern.

Kementerian Agama, dengan komitmen yang kuat untuk merevitalisasi MAN-PK, berharap agar madrasah ini kembali menjadi destinasi unggulan dalam pendidikan keislaman. Hal ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan siswa dan orang tua yang mencari pendidikan agama berkualitas. “Madrasah tidak boleh hanya menjadi pilihan kedua, tetapi harus menjadi destinasi utama,” tegas Abu Rokhmad dalam arahannya.

Dengan demikian, revitalisasi MAN-PK diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan agama di Indonesia, mencetak generasi ulama yang mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional.

(*)