Pemilihan Rektor UIN oleh Menag Diprotes Pendiri SMRC Saiful Mujani

Fajarpos.com
Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Saiful Mujani.

Jakarta, FP Regional – Pemilihan Rektor UIN oleh Menag Diprotes Pendiri SMRC Saiful Mujani.

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Saiful Mujani, protes atas pemilihan rektor UIN Jakarta yang dipilih oleh Menteri Agama (Menag).

Pemilihan rektor rektor UIN Jakarta yang diputuskan menag dinilai suatu kebodohan.

Saiful Mujani protes atas pemilihan Rektor UIN Jakarta oleh Menag yang bagikan di akun Twitter pribadinya @saiful_mujani (13/11). Saiful Mujani mendengar kabar pemilihan rektor UIN Jakarta tak transparan.

“Dapat kabar, seleksi calon rektor tempat saya ngajar, UIN Jakarta, akan diadakan di Hotel Shangri-La Surabaya. Calon yang akan diseleksi juga semuanya dari Ciputat. Tim yang menyeleksi juga hampir semua dari Depag, Jakarta. Mengapa di Hotel Shangri-La Surabaya, bukan di Depag, Jakarta, atau UIN Ciputat?” katanya.

Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengatakan, bahwa pemilihan rektor UIN tidak dilakukan oleh internal kampus sendiri layaknya kampus pada umumnya.

Dan Menag memiliki kuasa penuh dalam menentukan sosok rektor UIN se Indonesia.

“Prosedur pemilihan rektor di UIN atau di bawah Depag pada intinya tidak ditentukan oleh pihak UIN sendiri seperti oleh senat, melainkan oleh Menteri Agama seorang diri. Mau-maunya menteri aja mau milih siapa. UIN dan senat universitas tidak punya suara. Ini seperti lembaga jahiliah,” ujarnya.

Lanjut Saiful, pihak UIN sendiri hanya sebatas administrasi di awal dan nama-nama itu kemudian diserahkan ke Kementerian Agama, kemudian diputuskan oleh menteri.

“Pihak senat UIN hanya mencatat siapa yang daftar dan memenuhi syarat. Hasil inventaris senat diserahkan oleh rektor ke Depag untuk diseleksi oleh tim. Tim ini kemudian memilih beberapa nama untuk diajukan ke menteri. Lalu menteri sendiri yang milih,” ucapnya,” ucap Saiful.

Saiful Mujani pernah memprotes cara pemilihan rektor hanya lewat keputusan menteri agama. Namun, protes itu tidak didengar dan pemilihan rektor hanya lewat menteri tetap berlanjut.

“Transparansi tidak nampak. Kasak-kusuk lobi alternatifnya. Sebagai guru di kampus ini malu rasanya. Saya pernah bersuara agar pemilihan rektor dengan cara jahiliah ini diboikot saja. Tapi tidak ada yang dengar,” ucap Saiful Mujani.

“Sebelum kebijakan cara pemilihan rektor seperti sekarang, rektor UIN/IAIN dipilih oleh senat guru besar, dan telah melahirkan rektor-rektor yang kami hormati, kami cintai, dan kami banggakan seperti almarhum Prof Harun Nasution, almarhum Prof Azyumardi Azra,” imbuhnya.

***

Exit mobile version