Harga Telur dan Daging Ayam Melangit, Inikah Solusinya?

Fajarpos.com
Fajarpos.com
Foto: Perekonomian

Jakarta, FAJARPOS.com — Tiga narasumber kompeten bidang peternakan duduk dalam satu panggung Lokakarya yang bertajuk “Menjaga Stabilitas Harga Telur dan Daging Ayam di Pasar Seperti Apa Solusinya?”. Mereka ialah Pengamat Ekonomi Pertanian dan Makanan Ternak, Khudori, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian, Fini Murfiani, dan Sigit Prabowo, Ketua Harian GOPAN. Jakarta, (9/8).

Belakangan ini harga komoditas telur dan daging ayam memang tengah melonjak. Pasalnya satu  kilogram daging ayam di pasaran mencapai harga Rp.40.000,00/kg sedangkan harga telur mencapai Rp.25.000,00/kg. Selain itu, dua komoditas penghasil protein tersebut merupakan penyumbang inflasi tetap selama empat tahun terakhir (2014-2017) ini.

Menurut Khudori dalam materi yang ia sampaikan menyebutkan  salah satu penyebab kenaikan harga telur dan daging ayam merupakan imbas dari tinggi atau rendahnya harga jagung. Hal ini lantaran 50% pakan unggas merupakan jagung.

“Ketersediaan jagung dan harga yang terjangkau merupakan pilar terciptanya industri perunggasan yang kompetitif,” terangnya.

Khudori menjelaskan ada beberapa permasalahan dalam industri perunggasan. Pertama ketergantungan impor GGPS, GPS dan PS maupun pakan. Pasalnya ketika harga GGPS/GPS dan bahan pakan dunia naik, imbasnya akan langsung terasa di pasar domestik. Selain itu,  struktur industri perunggasan yang tidak berimbang serta ketersediaan dan instabilitas harga jagung juga menjadi salah satu penyebab fluktuasi harga.

“Salah satu pangkal kemelut industri ini adalah produksi jagung yang  sering diklaim surplus,” tegasnya.

Menurut Khudori, perhitungan kebutuhan impor GGPS dan GPS harus lebih akurat. Selain itu, lanjutnya, pemerintah harus memastikan ketersedian jagung baik domestic maupun impor. Ia juga mengungkapkan agar jagung, daging serta telur ayam harus dijadikan sebagai pangan pokok.

“Setidaknya itulah opsi yang bisa dilakukan untuk mengendalikan harga,”  ujarnya.

Menyikapi fluktuasi harga telur dan daging ayam, saat ini Kementerian Pertanian mengerahkan setidaknya 150 orang yang tersebar di 15 provinsi untuk mendalami informasi terkait melonjaknya harga telur dan daging ayam tersebut. Menurut Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian Fini Murfiani, upaya tersebut cukup membuahkan hasil. Sehingga harga dua komoditas tersebut dapat terkendali.

ini stok telur dan daging ayam broiler mengalami surplus. Daging ayam surplus hingga 331.085 ton sedangkan surplus telur mencapai 795.932 ton. Selain itu, Fini juga mengungkapkan, sejak minggu pertama bulan Agustus 2018 harga telur dan daging ayam telah mengalami penurunan.

“Untuk harga daging dari produsen 1,57% dan tingkat konsumen 0,35%. Lalu harga telur pada tingkat produsen 4,39% sedangkan tingkat konsumen 3,90%,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Harian Gopan,Sigit Prabowo. menyampaikan saat ini seharusnya Indoensia menjadi pasar yang potensial sekaligus menggiurkan bagi produk unggas negara lain maupun para investor baru.

“Dengan jumlah penduduk pada 2018 sekitar 260 juta jiwa Indonesia menjadi pasar yang potensial,” ujarnya. [*]

Exit mobile version