Jawa Tengah – Satu nyawa melayang, satu lainnya luka berat, dan belasan penumpang bus dibuat panik di ruas tol Pemalang-Batang, Jawa Tengah. Tragedi itu terjadi pada Sabtu, 12 April 2025, ketika sebuah mobil Honda BR-V yang membawa rokok ilegal merek DALILL nekat melaju melawan arah sejauh 13 kilometer sebelum akhirnya bertabrakan frontal dengan bus pariwisata rombongan suporter Persebaya Surabaya di KM 332.
“Bus menabrak kendaraan Honda BR-V warna abu-abu metalik yang datang dari arah berlawanan (lawan arah),” jelas Kasat Patroli Jalan Raya Ditlantas Polda Jateng, AKBP Waspodo, dikutip dari Antara.
Benturan keras tak terelakkan. Penumpang dalam mobil BR-V tewas seketika di lokasi kejadian, sementara pengemudinya mengalami luka berat dan dilarikan ke RS Aro Pekalongan. Bus yang membawa puluhan suporter selamat dari kecelakaan, meski insiden itu sempat memicu kepanikan.
Polisi yang melakukan olah tempat kejadian perkara dibuat terkejut oleh temuan muatan mencurigakan dalam mobil tersebut. Setelah diperiksa, terungkap ratusan bungkus rokok ilegal merek DALILL—produk tanpa pita cukai yang diduga kuat berasal dari Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Rokok ini telah lama dikenal sebagai barang ilegal yang beredar luas di pasar gelap.
“Mobil itu membawa rokok ilegal,” kata AKBP Waspodo.
Temuan ini memperkuat dugaan bahwa pengemudi bukan sekadar melanggar lalu lintas, melainkan juga sedang menjalankan distribusi ilegal dalam skala besar. Rokok merek DALILL disebut-sebut diproduksi oleh jaringan pengusaha lokal berinisial Haji FR, namun hingga kini belum ada tindakan tegas dari otoritas terhadap produsen maupun jalur distribusinya.
Penyelidikan masih berlangsung, termasuk penelusuran asal barang dan jaringan di balik distribusinya. Namun satu hal yang pasti, peredaran rokok ilegal kembali membawa petaka nyata di jalanan.
Tragedi ini menambah daftar panjang korban akibat perdagangan gelap yang tak hanya merugikan negara secara ekonomi, tapi juga membahayakan nyawa. Jalan tol yang semestinya menjadi jalur aman dan cepat, justru berubah menjadi saksi bisu dari praktik kejahatan terorganisasi yang kini menelan korban jiwa.
(*)