Jakarta, FP Cryptocurrency – Pada belakangan ini terjadi tren pelemahan dolar AS yang membuat harga token kripto terdongkrak naik. Walaupun begitu apresiasi aset digital masihlah terbatas.
Dalam seminggu terakhir, indeks dollar yang digunakan untuk mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang asing melemah hingga 0,45%. Di waktu yang bersamaan harga emas di dunia naik hingga 1,57% serta Bitcoin naik 0,81%. Walaupun demikian harga token kripto Ethereum cenderung stagnan.
Harga Ethereum saat ini masihlah berada di bawah US$ 2.000/ETH, sedangkan Bitcoin berada di bawah US$20.000/BTC.
Sejak awal November Indeks dolar AS terus menunjukkan penurunan dan melemah. Pejabat Fed menyatakan bahwa akan menurunkan agresivitasnya dalam menaikkan suku bunga acuan yang membuat greenback melemah.
Disaat yang bersamaan masih ada ancaman resesi yang terus membayangi aset digital seperti kripto yang menyebabkan belum mampu rebound tinggi.
Investor kawakan Mark Mobius mengatakan dirinya memiliki ramalan yang cukup mengerikan untuk Bitcoin di tahun depan. Ia mengatakan jika saat ini Bitcoin berada di area support teknikal di rentang US$17.000/BTC. Namun pada tahun 2023 harga Bitcoin akan turun hingga US$10.000/BTC.
“Dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, memegang aset seperti Bitcoin dan cryptocurrency lain menjadi kurang menarik karena tidak memberikan imbal hasil apapun” ujarnya.
“Dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, memegang aset seperti Bitcoin dan cryptocurrency lain menjadi kurang menarik karena tidak memberikan imbal hasil apapun” jelasnya.
Ketakutan yang ada di kalangan pasar dipicu dari kebangrutan FTX yang didirikan oleh Sam Bankman Fried. Hal ini dikarenakan FTX merupakan bursa kripto terbesar kedua yang ada di dunia mengalami kebangkrutan akibat adanya kesalahan tata kelola dan hal ini menyebabkan kerugian bagi banyak investor serta memicu tekanan terhadap harga aset digital lainnya
(Ald/Ald)