Luhut Binsar Panjaitan: Indonesia Berencana Akan Pasok Listrik untuk Afrika Selatan

Fajarpos.com
Indonesia Berencana Pasok Listrik Untuk Afrika Selatan

Fajarpos.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Indonesia berencana menyediakan listrik untuk Afrika Selatan.

Hal tersebut ia sampaikan saat mengunjungi negara tersebut dan bertemu dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. Pada kesempatan tersebut, Luhut hadir bersama PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).

“Di mana mereka (PLN dan Pertamina) juga telah melakukan pembicaraan dengan mitra usaha di Afrika Selatan mengenai peluang untuk memasok listrik ke Afrika Selatan menggunakan gas dari konsesi kami di Mozambik,” terang Luhut seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya, Rabu (12/7).

Tidak hanya itu, dia juga menyatakan saat ini BUMN dengan pengusaha di Afrika tengah menjalin hubungan untuk kerja sama di sektor pertambangan mineral kendaraan listrik, perdagangan B2B, keamanan energi, hingga perubahan iklim.

Luhut mengungkapkan perjalanan ke Afrika didorong oleh semangat berbagi pengalaman tentang bagaimana industri pengolahan mineral yang sedang didorong Indonesia.

Karena hilirisasi menciptakan efek berlipat ganda terhadap pertumbuhan ekonomi negara, serta visi Indonesia untuk menciptakan ekosistem industri kendaraan listrik yang kompetitif. Oleh karena itu, Luhut ingin membagikan ‘resep’ hilirisasi itu kepada Afrika Selatan.

“Inilah komitmen kami terhadap solidaritas global untuk menciptakan kerja sama ekonomi yang kokoh, pertumbuhan ekonomi yang saling menguntungkan, serta menciptakan kesejahteraan rakyat kami bersama-sama,” ucapnya.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan Indonesia sedang mengeksplorasi potensi kerjasama impor 50 ribu ekor sapi dan 300 ribu ton kedelai dari Afrika Selatan.

Menurutnya, hal ini mutlak dilakukan mengingat harga daging sapi yang semakin meningkat. Apalagi, outlook dari Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat bahwa Indonesia masih membutuhkan 40 persen komoditas tersebut.

“Selain itu kebutuhan 3 juta ton kedelai di dalam negeri juga harus dipenuhi. Inilah upaya kami untuk menyiasati tingginya kebutuhan akan kedua komoditas itu,” tandas Luhut.