Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un: Budayawan Prie GS Meninggal Dunia

Fajarpos.com
Fajarpos.com
Foto: Budayawan Prie GS

Jakarta, Budayawan Supriyanto GS alias Prie GS telah meninggal dunia pada Jumat (12/2) sekitar pukul 06.30 WIB. Kabar wafatnya Prie GS kelahiran Kendal, Jawa Tengah ini mendapatkan ucapan bela sungkawa dari banyak pihak di seluruh nusantara. Termasuk di antaranya dari KH Musthafa Bisri (Gus Mus).

“Innã liLlãhi wainnã ilaiHi rãji’űn. Saudaraku tercinta yang baik dan selalu ingin membahagiakan orang lain, Prie GS, hari ini dipanggil kehadiratNya. Kita betul-betul terkejut dan merasa sangat kehilangan. Semoga Allah merahmati dan membahagiakannya. Allahummaghfir lahu warhamhu wa’ãfihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzűlahu waj’alil jannata matswãh…Al-Fãtihah. Semoga keluarga diberi kekuatan lahir-batin. ‘AzhzhamaLlãhu ajrahum wa ahsana azã-ahum,” tulis Gus Mus melalui akun Facebooknya.

Beberapa tokoh dan budayawan lainnya juga menyampaikan duka citanya atas wafatnya budayawan yang juga seorang kartunis, penyair, penulis, dan public speaker ini.

“Sugeng tindak, Mas @Prie_GS… pinanggihan malih mangke .. #utangRasa,” tulis Sudjiwo Tedjo di akun Twitternya.

Dikutip dari Wikipedia, Prie GS lahir pada 2 Februari 1965 di lingkungan yang kental dengan dunia seni. Pada 1970-an ia sudah masuk dalam dunia kreativitas menggambar itu.

Seperti kawan-kawan lainnya, dia pun mengirimkan karya-karya kartun ke berbagai media massa. Ia kemudian mendalami dunia seni di jurusan seni musik, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Semarang.

Di sinilah kemampuannya semakin terasah dan mengawali kariernya sebagai wartawan yang banyak memegang rubrik-rubrik bermuatan kesenian, sembari secara rutin menggambar.

Menjalani hidup sebagai wartawan, penulis kolom, dan kartunis semakin menambah wawasan Pri GS luas. Bertambahnya jam terbang di dunia kesenian dan jurnalistik, membawa Prie terjun ke ranah lain yaitu sebagai public speaker.

Di wilayah ini, Prie sering diundang sebagai pembicara, motivator, dan pengasuh acara-acara bertema budaya. Kemampuannya mengolah rasa adalah modal yang menjadikannya terus diminati oleh banyak lembaga untuk meminta siraman-siraman bernas darinya. (nu)