Singgung Beban Ekonomi Pemerintahan Prabowo, Hasto: Akibat Salah Urus Rezim Jokowi

Fajarpos.com
Politisi PDIP Guntur Romli bacakan surat Hasto Kristiyanto

JAKARTA – Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Guntur Romli, membacakan surat resmi dari Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang sedang menjalani tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dalam suratnya, Hasto mengawali dengan ucapan selamat Idul Fitri 1446 Hijriah dan permohonan maaf lahir-batin kepada masyarakat Indonesia.

Hasto  mengisahkan kondisi fisik dan spiritualnya selama berada di tahanan KPK.

“Di dalam tahanan KPK, saya selalu mendoakan bangsa dan negara, khususnya bagi perjuangan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan kemerdekaan bagi setiap anak bangsa agar bebas dari rasa takut untuk berbicara,” ujar Hasto melalui surat yang dibacakan Guntur. 

Hasto mengaku menjalani puasa khusus selama 36 jam tanpa makan dan minum sebagai bentuk “penggemblengan jiwa dan raga”, disertai olahraga teratur. Hal itu menyebabkan berat badannya turun 6 kilogram.

“Hidup semakin disempurnakan dengan mengobarkan semangat juang, olah spiritual, dan olahraga. Di tahanan, terjadi kristalisasi nilai dan semangat. Jangan pernah takut berjuang bagi keadilan, kemanusiaan, dan kemerdekaan,” tegasnya. 

Selain itu, Hasto menyoroti kondisi perekonomian Indonesia yang dinilainya sebagai dampak dari abuse of power pemerintahan sebelumnya.

“Kesulitan ekonomi saat ini memaksa pemerintahan Pak Prabowo melakukan efisiensi. Ini akibat salah urus negara yang dilakukan oleh Joko Widodo,” kritiknya.

Ia menyerukan seluruh komponen bangsa bersatu mengatasi tantangan tersebut sembari menegaskan pentingnya supremasi hukum.

“Tanpa hukum yang berkeadilan, tidak ada kemakmuran. Membiarkan ketidakadilan sama saja dengan membunuh masa depan,” tegasnya. 

Guntur Romli menyampaikan terima kasih kepada media yang hadir dan menegaskan bahwa pesan Hasto mencerminkan semangat perjuangan PDIP.

Hasto Kristiyanto ditahan KPK sejak Februari 2025 terkait dugaan korupsi dalam proyek infrastruktur nasional.

(***)

Exit mobile version