Jakarta – Anjungan Tunai Mandiri, atau ATM, memungkinkan nasabah bank untuk secara mandiri melakukan transaksi perbankan tanpa bantuan teller manusia.
ATM memfasilitasi berbagai transaksi seperti penarikan uang tunai, pengecekan saldo, transfer dana, pembayaran tagihan, dan lainnya.
Nasabah dapat menggunakan mesin ini tersedia 24 jam sehari di berbagai lokasi, yang memudahkan akses ke layanan perbankan.
Gelombang transformasi digital yang melanda sektor perbankan di Indonesia telah menyebabkan penutupan ribuan Anjungan Tunai Mandiri.
Fenomena ini merupakan respons terhadap tren transaksi digital yang kian masif, menggeser kebutuhan akan ATM fisik.
Data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan penurunan jumlah terminal ATM/CRM/CDM di bank umum, dari 94.016 unit di akhir tahun 2022 menjadi 91.412 unit di akhir tahun 2023, yang berarti terjadi penurunan sebanyak 2.604 terminal.
Baca juga: Cara Cepat Blokir Debit BCA, BNI, BRI, dan Bank Mandiri
Penurunan ini tidak hanya terjadi pada jumlah ATM, tetapi juga pada transaksi menggunakan kartu ATM. Berdasarkan statistik dari Bank Indonesia (BI), jumlah transaksi kartu ATM turun sebesar 7,33% secara tahunan pada Januari 2024, menjadi 583,02 juta transaksi.
Pada sisi lain, nilai transaksi digital perbankan pada Januari 2024 telah mencapai Rp5.335,33 triliun, tumbuh 17,19% year on year.
Nilai transaksi uang elektronik meningkat 39,28% year on year mencapai Rp83,37 triliun pada Januari 2024. Sementara itu, nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh pesat 149,46% year on year, mencapai Rp31,65 triliun.
Andrijanto, Direktur Retail Funding and Distribution PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), mengungkapkan penurunan transaksi ATM sebesar 14% dari tahun ke tahun.
Baca juga: Profil Hingga Harta Kekayaan Menkeu Sri Mulyani
Penurunan ini terutama terjadi untuk transaksi tarik tunai, sementara aktivitas setor tunai melalui mesin CRM BRI meningkat seiring peningkatan perbaikan bisnis proses.
Andrijanto menyebutkan bahwa salah satu penyebab penurunan tarikan tunai di ATM adalah karena masyarakat semakin terbiasa melakukan transaksi melalui BRImo dan kanal digital.
Tren penutupan ATM fisik dan kantor cabang bank terus berlanjut hingga kuartal I/2024. Pengamat menyebut ini sebagai strategi perusahaan untuk meraih efisiensi dan meningkatkan profitabilitas.
Jumlah kantor bank di Indonesia per Maret 2024 mencapai 24.243 unit, turun 733 unit secara tahunan dari sebelumnya 24.975 per Maret 2023.
Bank-bank di Indonesia mengharapkan transformasi digital ini akan meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan layanan yang lebih mudah serta cepat bagi nasabah.
Namun, perubahan ini juga menimbulkan tantangan baru, terutama bagi segmen masyarakat yang masih terbiasa dengan transaksi konvensional.
Baca juga: Kini Saldo Gopay Bisa Ditarik Tunai Melalui ATM BCA Tanpa Kartu, Simak Cara Lengkapnya
(*)