Ekonomi China Melambat, Asia Pasifik Kena Imbasnya

Fajarpos.com
Fajarpos.com
Foto: Perekonomian

Jakarta, FP Internasional – China mengalami perlambatan ekonomi pada tahun 2022. Perlambatan ekonomi ini disebabkan oleh kebijakan Zero Covid yang diberlakukan oleh China.

Kebijakan yang dilakukan sejak beberapa waktu lalu ini membatasi kegiatan masyarakat di China. Bahkan beberapa daerah di China dikunci yang mengakibatkan tidak adanya kegiatan ekonomi.

World Bank menyatakan bahwa perlambatan ekonomi di China akan memberikan efek yang besar pada perekonomian di beberapa negara salah satunya Indonesia.

Hal tersebut disampaikan dalam acara Annual Internasional Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED), Lars Christian Moller, Macroeconomic, Trade and Investment Global Practice, East Asia and Pacific, World Bank. 

Maller menyatakan bahwa ekonomi di China berhasil tumbuh pada tahun 2021 hingga 8,1% hal merupakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. 

Namun pada Tahun 2022 ekonomi China kembali melemah, pada tahun ini China hanya mampu bertumbuh hingga 2,8% saja.

Maller mengungkap bahwa perlambatan ekonomi di wilayah Asia Pasifik pada tahun 2022 diakibatkan karena perlambatan ekonomi di China.

Bila China tidak dimasukan dalam perhitungan kelompok wilayah maka pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik tumbuh hingga 5,6%. Namun jika China diikutsertakan dalam kelompok maka pertumbuhan hanya sebesar 3,2%.

Dengan China sebagai salah satu negara yang mendominasi sebagai rantai pemasok dalam pasar global menyebabkan rendahnya permintaan dari China menyebabkan perlambatan ekonomi di beberapa negara yang mengandalkan impor sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi.

Maller berharap jika negara China dapat segera kembali pulih, sehingga membantu pertumbuhan ekonomi regional. World Bank memperkirakan ekonomi China dapat bertumbuh hingga 4.5% 

 (Ald/Ald)

Exit mobile version