JAKARTA – Tetiba Kejaksaan Agung membuat pernyataan bahwa Menteri BUMN Erick Thohir dan Presdir ADARO Boy Thohir tak terlibat korupsi BBM oplosan PT Pertamina Patra Niaga yang saat ini tengah disidik.
Bantahan tersebut buntut munculnya pemberitaan dugaan keterlibatan dan peran Erick Thohir dan Boy Thohir dalam kasus BBM oplosan Pertamina Patra Niaga.
Publik bereaksi atas bantahan Kejaksaan Agung. Sebab bantahan itu muncul usai Erick Thohir bertemu Jaksa Agung ST Burhanuddin hingga pukul 23.00 WIB.
“Kerugian negara tembus 1000 triliun, tetiba @KejaksaanRI mengeluarkan PERNYATAAN POLITIK seperti ini. BERSIH SEKETIKA. Kantor menteri BUMN belum digeledah, di BAP aja belum! Jadi juru bicara @erickthohir kah? Sedang Tom Lembong, kasus 2015, Kemendag digeledah 2023. ADILMU MANA?” tulis King Purwa di akun X @BosPurwa, dikutip fajarpos.com, Jumat (7/3).
Publik menanggapi cuitan tersebut dengan pesimis kasus ini tuntas.
“Memang sudah rusak & bobroknya negeri ini… kejaksaan kirain bakal menjadi tempat terakhir kepercayaan masyarakat, ternyata sama saja, dengan pernyataan tersebut makanya mengusut ke ujung pangkal korupsi nya bakal tidak akan ada tindakan, tulis Oi! di akun X @okieChiko.
Diketahui, Akun TikTok @brangkas.indo menarasikan keterlibatan Menteri BUMN Erick Thohir dan Presdir Adaro Boy Thohir dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah atau oplos BBM yang diusut Kejaksaan Agung.
Akun ini menarasikan kasus oplos BBM oleh Pertamina Patra Niaga sebagai aksi gila yang dilakukan 9 tersangka. Kenapa 9 tersangka berani melakukan korupsi ratusan triliun.
Di dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dinarasikan jika semua pelaku mengaku mendapat arahan dan jaminan keamanan dari Presdir Adaro Boy Thohir dengan bantuan Menteri BUMN Erick Thohir.
Pengakuan tersangka didukung hasil penggeledahan rumah Riza Chalid, ayah tersangka Muhammad Kerry Andrianto Riza. Penyidik Kejagung berhasil kumpulkan bukti termasuk catatan keuangan dan dokumen yang menyatakan keterlibatan Boy Thohir dan tokoh lainnya.
Di akun ini juga dinarasikan jaringan pengoplosan BBM Pertamina Patra Niaga. Erick Thohir berperan sebagai penjamin keamanan Pertamina Patra Niaga dengan mengikutkan Kapolda Metro Jaya Karyoto yang juga mantan Deputi Penindakan KPK.
Erick juga mengajak Riza Chalid dan Boy Thohir dalam mengelola operasional oplos BBM melalui Kerry, anak Riza Chalid.
Sejumlah nama juga disebut seperti Stafsus Erick Thohir Arya Sinulingga hingga Fahd A Rafiq.
Dalam operasi ini juga dinarasikan, Erick dan Boy Thohir mendapat uang koordinasi Rp50 miliar per orang. Lalu Karyoto mendapat bantuan operasional Rp25 miliar.
(***)