Fajarpos.com, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dilaporkan berencana untuk memanggil Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, yang juga dikenal dengan nama Cak Imin, sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi sistem proteksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
Sumber di dalam KPK telah mengkonfirmasi rencana pemanggilan tersebut.
“Dipanggil sebagai saksi Selasa, 5 September 2023,” ujar sumber tersebut kepada CNNIndonesia.com, Senin (04/09/23).
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri tak membantah informasi pemanggilan Cak Imin ini.
“Yang pasti siapa pun bila keterangannya dibutuhkan oleh penyidik KPK kami panggil sebagai saksi tentunya untuk memperjelas perbuatan dari para tersangka yang telah kami tetapkan sebagai tersangka. Oleh karena itu, untuk memperjelas perbuatan dari para tersangka maka dibutuhkan keterangan saksi,” kata Ali Fikri kepada wartawan.
“Oleh karena itu, kami berharap siapa pun yang dipanggil KPK bisa kooperatif hadir,” imbuhnya.
“Besok ditunggu saja,” kata Ali Fikri saat dipastikan rencana pemanggilan ini besok.
Ketua KPK, Firli Bahuri, berharap bahwa semua pihak yang dipanggil oleh KPK akan hadir sesuai dengan surat panggilan yang telah dikirim.
CNNIndonesia.com telah mencoba menghubungi Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, dan Ketua DPP PKB, Iman Sukri, untuk merespons kemungkinan pemanggilan Cak Imin dalam kasus dugaan korupsi sistem proteksi TKI di Kemnaker, namun hingga saat ini keduanya belum memberikan tanggapan.
Kasus dugaan korupsi sistem proteksi TKI di Kemnaker yang diselidiki oleh KPK terjadi pada tahun 2012, di mana Cak Imin saat itu menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Direktur Penyidikan KPK Brigjen Asep Guntur Rahayu sebelumnya menyatakan KPK membuka kemungkinan memeriksa sejumlah pejabat Kemnakertrans pada waktu tersebut sebagai saksi dalam proses penyidikan.
“Semua pejabat ditempus itu dimungkinkan kita mintai keterangan. Kenapa? Karena kita harus mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya jangan sampai secara sepihak si A menuduh si B, si C menuduh si B, lalu si B tidak kita mintai keterangan. Kan itu janggal,” tutur Asep beberapa waktu lalu.
KPK sudah menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam kasus ini.
Mereka ialah Reyna Usman, mantan Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kemnaker (kini sebagai Wakil Ketua DPW PKB Bali);Sekretaris Badan Perencanaan dan Pengembangan Kemnaker I Nyoman Darmanta; dan Direktur PT Adi Inti Mandiri Karunia.
Namun, KPK belum melakukan penahanan lantaran masih mengumpulkan dan memperkuat alat bukti. Upaya paksa tersebut akan dilakukan ketika penyidikan dirasa sudah cukup.