Tesla Dikabarkan Ragu Untuk Investasi di Indonesia, Simak Penjelasannya

Fajarpos.com
Tesla

Fajarpos.com, Jakarta – Tesla dan Indonesia mendapatkan jalan yang cukup rumit dalam proses investasi. Meski pemerintah telah bertemu dan menjalin komunikasi dengan Elon Musk sejak 2020 lalu, belum ada kepastian hingga sekarang. Apa sih penyebabnya?

Pendiri Institut Riset Baterai Nasional, Evvy Kartini, mengungkap alasan mengapa investasi Tesla tak kunjung terwujud hingga sekarang. Menurut dia, ‘ketidakpastian’ tersebut berkaitan dengan masalah Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LSTK).

Evvy menduga, Elon Musk ingin kendaraan listrik diproduksi dan dioperasikan secara ramah lingkungan. Sementara yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya, energi di sektor hilir dianggap masih belum sepenuhnya ‘ramah lingkungan’.

“Tadi mobil listrik itu kan di hilir no pollution. Tapi di hulunya nambang nggak pakai energi bersih. Sama saja kan cuma memindahkan. Jadi pinginnya Elon Musk itu mining (nambang) dengan energi bersih, jadi dari hulu ke hilirnya bersih,” ujar Evvy, dikutip dari detikFinance, Rabu (2/8).

“Baterai kan memang nggak kasih polusi. Itu diisi kan, nah diisinya pakai PLN. PLN pakai energi fosil,” lanjutnya.

Evvy yakin, Elon Musk sebenarnya ingin melakukan investasi di Indonesia. Hanya saja, Chief Executive Officer (CEO) Tesla itu masih mempertimbangkan negara lain yang lebih berpotensi, seperti India dan Australia.

Berbeda dengan Evvy, Asisten Deputi Pertambangan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Tubagus Nugraha menyangkal bahwa Tesla ragu untuk masuk ke Indonesia karena faktor Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LSTK).

Menurutnya, rencana investasi Tesla di Indonesia masih sedang dibahas, dan dia meminta untuk menunggu kepulangan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dari Amerika Serikat (AS). Dia juga setuju ketika ditanya tentang kepastian investasi Tesla di Indonesia.

“Nggak ada urusannya dengan itu (ESG), memang sedang dibicarakan sekarang. Nunggu aja Pak menteri (Luhut) balik dari Amerika Serikat,” kata Tubagus Nugraha.