Jakarta, FP Ekonomi – Kristalina Georgieva Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan bahwa perlambatan ekonomi di China memiliki resiko besar bagi ekonomi Asia.
Hal ini imbas dari kebijakan China mengenai zero Covid-19. Dilakukannya pembatasan dalam aktivitas yang ketat di China akibat Covid-19. Yang menghambat aktivitas perekonomian dunia karena keterlambatan pasokan bagi dunia.
China dalam kondisi tergelap dalam 5 dekade terakhir. Survei terbaru Reuters menunjukkan bahwa China hanya tumbuh 3,2% dibandingkan dengan perkiraan pemerintah China yaitu 5,5%. Survei ini melibatkan 40 ekonom.
Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) ini merupakan yang terendah sejak 1946, jika kita tidak mengikutsertakan PDB tahun 2020 saat Covid-19 merebak.
Presiden Jokowi Widodo menyatakan bahwa harus berhati hati saat ini karena ketidakpastian perekonomian global yang mampu berimbas ke dalam negeri.
“Hati hati (ekspor) tahun depan bisa turun, karena problem di Tiongkok belum selesai.” Ucapnya.
Hal ini dikarenakan ekspor yang dilakukan oleh Indonesia sedang sangat baik dan telah mencatatkan surplus selama 30 bulan berturut turut. Hal ini dikarenakan China merupakan konsumen terbesar komoditas Indonesia yang saat ini sedang melonjak harganya.
Pada acara Penyerahan daftar Isian Pelaksanaan Anggaran 2023 Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia mampu bertahan dalam kondisi gejolak ekonomi global saat ini.
(Ald/Ald)