Jakarta, FAJARPOS.com – Dollar Amerika Serikat (AS) seolah tidak pernah kehilangan taring, bahkan selalu menjadi momok bagi Indonesia. Kini kurs rupiah kembali melemah entah siapa yang patut disalahkan?
Melemahnya kurs rupiah membuat market dan kekhawatiran perang dagang global mendorong investor mengamankan uangnya dari aset-aset berisiko. Melihat perkembangan terkini kurs rupiah, Sabtu (1/9) berada di angka Rp. 14,761.00 per dollar AS. Ini merupakan posisi terlemah penutupan rupiah sejak Juni 1998.
Melihat perdagangan intrahari, rupiah pernah diperdagangkan sampai Rp 14.828 per dollar AS pada 29 September 2015 silam. Namun, hari itu, rupiah ditutup di level Rp 14.691 per dollar AS. Sedangkan mengutip kurs tengah Bank Indonesia, posisi JISDOR pada hari yang sama mencapai Rp 14.728.
Bank Indonesia menegaskan tetap berada di pasar valuta asing agar pelemahan rupiah tak cepat dan tajam. “BI juga masuk ke pasar membeli SBN, untuk menjaga market confidence,” kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah kepada KONTAN, Kamis (30/8) malam.
Hari ini, BI sudah membeli Surat Berharga Negara (SBN) Rp 3 triliun. “BI hari ini sudah beli SBN Rp 3 triliun dan masih akan berlanjut,” kata Nanang.
Sampai kemarin, BI sudah membeli Rp 79,23 triliun SBN. Jumlah itu terdiri dari pembelian SBN di pasar sekunder mencapai Rp 22,18 triliun dan pembelian di pasar perdana mencapai Rp 57,23 triliun.
“Dari pasar SBN ada outflows dana asing, oleh karenanya BI masuk pasar SBN untuk mencegah terjadi sell-off,” tambah dia. Dengan begitu, harga SBN relatif terjaga.
Kurs rupiah melemah terutama karena pasar tengah risau dengan kondisi ekonomi ke depan. AS yang berencana menerapkan tarif impor tinggi secepatnya pada produk dari China dikhawatirkan memicu perang dagang global. Krisis peso Argentina juga menyeret mata uang emerging market.
Politisi PKS yang juga inisiator #2019GantiPresiden Mardani Ali Sera langsung mengomentari pelemahan rupiah.
”Rupiah kita kenapa sore ini ???? Siapa lagi yang harus di salahkan pemerintah? ” ujarnya di akun twitternya, Jumat (31/8/2018).
Mengutip berdasarkan pantauan Kontan, bahwa melemahanya kurs rupiah dipicu pembelian valas oleh korporasi untuk impor.